Perjumpaan Nenek-Cucu Setelah 5 Tahun Terpisah Akibat Rezim ISIS
"Saya harus mendapatkan anak-anak saya kembali. Mereka layak untuk kembali ke sini, mereka layak berada di sini dan bahagia dan aman dan memiliki makanan dan bisa keluar di jalanan, hidup normal," kata Nettleton.
Telepon yang mengubah segalanya
Kemudian pada bulan Maret, Nettleton, 58, menerima telepon yang telah ditunggunya selama lima tahun.
"Jumat malam saya [mendapat] panggilan telepon dari Hoda memberitahu saya bahwa ia di kamp pengungsi, kamp pengungsi al-Hawl. Saya tak bisa memercayainya," katanya.
Dua hari kemudian, Zaynab, dua anak balita-nya dan Humzeh juga tiba di kamp.
"Dan kemudian untuk menunggu telepon dari Zaynab ... butuh beberapa hari bagi Zaynab karena ia harus diproses, tetapi menerima teleponnya ... diberi tahu bahwa ia ada di sana, benar-benar mendengar suaranya.
Saya langsung tahu mereka semua akan aman, mereka akan bersama lagi," kata Nettleton.
Sekali lagi, Nettleton mengepak tasnya dan naik pesawat ke Timur Tengah. Kali ini ia terbang ke Erbil, Irak, dan melakukan perjalanan berbahaya melewati perbatasan ke Suriah dan ke kamp pengungsi al-Hawl.
Jurnalis Four Corners ikut bersamanya.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan