Perkebunan jadi Tantangan & Peluang Penyuluh Pertanian Mewujudkan Swasembada Pangan

Agnes juga mengungkapkan hasil Evaluasi Produksi Akhir Giling Tahun 2024, yang mencatat luas areal panen mencapai 520.823 hektar dengan produksi tebu sebesar 33.216.612 ton dan rendemen 7,42%, menghasilkan gula kristal putih (GKP) sebanyak 2.456.514 ton.
“Luas areal mengalami peningkatan sebesar 3,18%, dan rendemen meningkat sebesar 1,47% dibandingkan pada 2023. Produksi tebu mengalami kenaikan 6,99%, sementara produksi gula meningkat sebesar 8,56%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh anomali El Nino medium, musim kemarau yang terjadi masih tergolong kemarau basah,” kata Agnes.
Agnes menyoroti bahwa komposisi tanaman ratoon masih di atas 75%, sehingga diperlukan upaya peremajaan (bongkar ratoon) untuk meningkatkan produktivitas tebu.
Selain itu, realisasi impor yang telah dilakukan juga perlu disesuaikan dengan semua persetujuan impor (PI) yang telah diterbitkan.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, penyuluh pertanian memiliki peran penting dalam mendukung petani dan pelaku usaha perkebunan guna meningkatkan produktivitas serta mendorong ekspor hasil perkebunan. (*/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Sektor perkebunan tidak hanya berkontribusi terhadap ekspor dan ketahanan pangan, tetapi juga dalam penciptaan lapangan kerja.
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Menjelang Panen Raya 2025, Serapan Gabah Bulog Tembus 300 Ribu Ton