Perkebunan Nike
Oleh Dahlan Iskan
Saya sudah beberapa kali mampir di dua rest area itu. Terakhir Selasa lalu. Rest area Salatiga-lah juaranya –Ungaran runner-up-nya. Brebes punya potensi mengalahkan semuanya.
Dalam perjalanan itulah saya sampaikan: coba bikin konsep baru PTPN menjadi Nike atau Adidas. Tidak usahlah PTPN mengelola kebun yang ribuan hektare. Sudah terbukti tidak mampu.
Tanah PTPN makin tidak terkelola. Luasannya terus menyusut. Banyak yang sudah menjadi kampung. Bahkan di Medan sudah ada yang jadi kota.
"Tidak akan ada direksi yang bisa menyelesaikan itu," kata saya. Apalagi di BUMN itu sulit diharapkan sukses yang berkelanjutan.
Katakanlah BUMN di zaman Erick Thohir ini sukses. Apakah bisa dijamin ganti presiden kelak bisa tetap sukses?
Belum lagi kenyataan ini: masyarakat di sekitar perkebunan miskinnya bukan main. Lihatlah penduduk yang hidup di sekitar kebun teh di Jawa Barat. Atau penduduk yang hidup di sekitar kebun tembakau di Jember, Jatim. Betapa miskin mereka.
Aset negara terus berkurang. Penduduk yang menempatinya ilegal seumur hidup –untuk tidak mengatakan hidup dari tanah haram.
Perusahaan negara kian lemah di situ. Masyarakat sekitarnya miskin sekali.
Mumpung pula kita lagi punya presiden yang suka bagi-bagi sertifikat tanah. Maka ide ini kelihatannya bisa menemukan waktunya yang tepat.
- Dukung Swasembada Pangan nasional, PTPN Inisiasi Program PSR Intercropping Padi
- Berdikari Berkomitmen Beri Harga Terjangkau untuk Daging Ayam hingga Kerbau
- Doktor TK
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru