Perkembangan Terbaru Kasus Produksi Uang Palsu dari Kampus UIN Alauddin
Belakangan, AI diduga terpengaruh memberikan ruang bagi SAR untuk mencetak upal pada salah satu ruangan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar tanpa sepengetahuan pihak Rektorat UIN Alauddin.
Mesin cetak besar yang sudah dibeli kemudian dibawa masuk ke dalam kampus pada awal September 2024.
"Alat besar itu senilai Rp 600 juta, dibeli di Surabaya tetapi dipesan dari China. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa, menggunakan salah satu gedung yaitu perpustakaan tanpa sepengetahuan pihak kampus di malam hari," ucap kapolda kepada wartawan.
Masuknya mesin tersebut awal September 2024 untuk TKP kedua,.Untuk TKP pertama itu di rumah ASS, Jalan Sunu, Kota Makassar.
Dari hasil interogasi pertama diakui tersangka mulai membuat upal dari Juni 2010 diduga atas suruhan ASS.
Kemudian dilanjutkan pada 2011 hingga 2012. ASS kala itu ingin maju sebagai kontestan calon wali kota Makassar.
"Sudah sempat mencalonkan wali kota Makassar (ASS), tetapi tidak mendapatkan kursi (dukungan partai), kemudian sampai Juni 2022 kembali lagi merencanakan pembuatan dan mempelajari lagi. Rencananya, pembuatan ini dari 2022, kalau tahun 2010 itu masih taraf pengenalan," katanya.
Sedangkan tersangka AI juga sempat mengajukan diri maju bertarung di Pilkada serentak 2024 untuk Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Barru, hanya saja tidak mendapat respons dari partai politik.
Polda Sulawesi Selatan menyampaikan perkembangan terbaru kasus produksi uang palsu di dalam kampus UIN Alauddin di Gowa, Sulsel.
- Heboh Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Makassar, 15 Orang Tersangka
- Perkembangan Terbaru Kasus Polisi Tembak Polisi
- Perkembangan Terbaru Kasus Oknum Polisi Membiarkan Anaknya Menganiaya Korban
- Mangkir Panggilan Pertama, Selebgram Ajudan Pribadi Kembali Dipanggil Polda Sulsel
- Bareskrim Polri Sampaikan Perkembangan Terbaru Kasus Panji Gumilang
- Perkembangan Terbaru Kasus Denny Indrayana Soal Kebocoran Putusan MK