Perkembangan Terkini Pembangunan Bendungan Ciawi
Bendungan kering yang memiliki konsep baru ini akan berfungsi ketika curah hujan tinggi sehingga debit sungai melampaui based flow atau debit normal.
Saat musim kering atau hujan normal, debit sungai mengalir seperti biasa tanpa ada aliran yang tertahan.
Selain itu, bendungan kering tetap harus memenuhi standar keselamatan tinggi kendati tidak memiliki tampungan air seperti bendungan pada umumnya.
“Oleh sebab itu, bendungan ini tetap dilengkapi spillway untuk menghindari terjadinya over topping. Bendungan ini berfungsi menahan air selama 4-6 jam sebelum dirilis ke hilir menuju Jakarta,” sambung Bambang.
Lulusan Teknik Sipil UGM ini menjelaskan, setelah beroperasi, Bendungan Ciawi ini dapat dikembangkan sebagai objek pariwisata.
Dengan demikian, bendungan itu membawa manfaat ekonomi bagi penduduk setempat.
Bambang pun menilai kunjungan peserta kegiatan KAGAMA Yuk Motret ke Bendungan Ciawi merupakan hal positif.
“Kegiatan ini akan menambah pemberitaan dan jejak digital bagi Bendungan Ciawi. Peserta Kagama Yuk Motret juga dapat mengenal lebih dekat bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia ini” kata Bambang. (jos/jpnn)
Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang E Marsono mengatakan, Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering pertama di Indonesia yang dibangun oleh pihaknya.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Kagama Menggelar Munas XIV, Ini Agendanya
- Siap Diresmikan Presiden, Brantas Abipraya Percantik Kawasan Wisata Borobudur
- China State Unggulkan PT Brantas Abipraya untuk Kerja Sama Investasi dan Infrastruktur
- Gandeng Kagama, BPVP Belitung Ingin Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
- Danone Indonesia-KAGAMA Dorong Pengelolaan Lingkungan & Kesehatan Masyarakat