Perkuat Ekosistem SMK, Kemendikbud Adopsi Gerakan Sekolah Menyenangkan
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dalam mendorong perubahan ekosistem pendidikan SMK.
Kolaborasi ini menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto harus dilakukan untuk mendorong perubahan ekosistem pendidikan yang mendukung terwujudnya link & match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
"Sinergitas antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk penggiat pendidikan di GSM merupakan keniscayaan yang harus dilakukan," kata Wikan dalam Workshop Penguatan Eksosistem SMK Melalui GSM, Rabu (30/9).
Agar proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri berjalan selaras maka peran kepala SMK menjadi sangat penting.
Kepala sekolah juga harus memiliki karakter kuat sebagai motivator, innovator, organizing dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK.
Pada kesempatan sama, Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM mengatakan, sudah ratusan sekolah negeri bahkan ribuan guru dan murid menikmati Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Beberapa pemda sudah mengadopsinya seperti Sleman, Jawa Tengah, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Pesantren Tebuireng dan sebentar lagi Kemendikbud.
"Jika saat ini GSM ingin diadopsi oleh Ditjen Vokasi untuk membangun ekosistem baru di Balai Besar, Sekolah SMK dan Vokasi, maka pelaku perubahannya adalah stakeholder itu semua. GSM lebih menjadi platform perubahannya," tuturnya.
Kemendikbud berkolaborasi dengan gerakan sekolah menyenangkan untuk memperkuat ekosistem pendidikan di SMK
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Nasabah PNM Mekaar Asal Lampung Raih Penghargaan Aksi Nyata Bela Negara
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Sebegini Donasi MSIG Life untuk Makanan Bergizi & Pendidikan Anak Pra-Sejahtera
- Novita Hardini Sebut PPN 12 Persen Berdampak pada Akses Pendidikan Berkualitas
- Ibas Ingatkan Kelebihan & Risiko Teknologi AI bagi Pendidikan