Perlu Adanya Upaya Promosi Pangan Sehat dalam Penanganan Stunting

Diseminasi hasil temuan awal tersebut dibuka oleh Direktur SEAMEO RECFON Dr.dr.Herqutanto. MPH., MARS., Sp.KKLP, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.S, dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti Sulistyaningrum, ST., MIDS.
Studi AASH yang didanai oleh United Kingdom Research and Innovation-Global Challenges Research Fund (UKRI-GCRF) bertujuan untuk mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan anak secara utuh (Whole Child Approach).
Studi itu dilakukan pada tahun 2019 hingga 2024 di tiga negara (India, Indonesia, Senegal), dengan Lombok Timur terpilih sebagai lokasi studi di Indonesia.
AASH Indonesia dikoordinasikan oleh SEAMEO Regional Center for Food and Nutrition (RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI) dengan Country Lead Dr. Umi Fahmida, peneliti senior SEAMEO RECFON yang juga dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Studi AASH mengadopsi pendekatan holistik yang fokus pada pendekatan anak secara menyeluruh.
Penelitian itu merancang intervensi yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi, dan mengembalikan beberapa karakteristik utama dari stunting.
Pendekatan yang menyeluruh tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari aspek fisik (gizi, kesehatan saluran cerna, epigenetik, mikrobiom, parasit), lingkungan tempat tinggal (pola makan, perilaku) hingga pendidikan (kognisi, perkembangan anak usia dini, pengasuhan), serta sistem pangan yang lebih luas (rantai nilai pangan, keamanan pangan, dan lingkungan pangan).
Semua domain tersebut terhubung oleh nilai-nilai sosial (shared values) yang secara langsung mempengaruhi pengalaman hidup anak.
Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional, Yusra Egayanti, menegaskan pentingnya aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan dalam meningkatkan pola konsumsi masyarakat.
Sesuai dengan rekomendasi WHO, salah satu faktor penyebab stunting adalah kualitas pangan yang kurang memadai, selain faktor lain seperti pola asuh.
- Soal Prevalensi Stunting, Sihar Sitorus Sebut Indonesia Perlu Belajar dari Peru
- Ribka Kritisi Penghentian Beasiswa: Masa Depan Dokter Dipersulit, Rakyat Ditumbalkan
- Danone Indonesia dan MPKU Muhammadiyah Gelar Edukasi Akbar Sekolah Sehat
- Waka MPR Sebut Program CKG yang Diapresiasi WHO Bukti Aksi Nyata Presiden Prabowo
- Cegah Malnutrisi jadi Solusi Permasalahan Stunting di Indonesia
- Cegah Stunting untuk 1.000 Balita, PAM Jaya Raih Padmamitra Award 2024