Perlu Melibatkan Anak Muda untuk Melawan Kelompok Intoleran

Budaya kematian, menurut Romo Benny, adalah budaya takut hidup dan menghadapi kenyataan dan kekecewaan serta kesepian. Sekelompok orang inilah yang mudah terserang paham radikalisme agama.
“Dan (mereka) disasar dengan menggunakan dunia maya. Chatting, kontak personal, para agen meyakinkan mereka, dan saat mulai yakin, ide-ide radikal mudah dimasukkan,” ujar Romo Benny.
Romo Benny pun menekankan nilai Pancasila harus dijunjung tinggi dalam penggunaan media sosial.
“Pancasila harus menjadi habitus, gugus insting dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting untuk menjadi modal kalian,” ujarnya.
Pengamalan nilai Pancasila, menurutnya, harus berasal dari nilai ketuhanan, yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang lain.
“Pengamalan ini pun tercermin dalam bagaimana orang bertindak dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Romo Benny.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan perlu melibatkan kekuatan anak muda untuk melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Akademisi: Sebagian WNI di Suriah Layak Mendapat Kesempatan Kedua
- Stafsus BPIP Romo Haryatmoko: Perlu Transformasi Pembelajaran di Era Digital
- Dewan Pakar BPIP Apresiasi Komitmen Menlu Sugiono Jalankan Diplomasi Pancasila
- Indonesia jadi Anggota BRICS, Dewan Pakar BPIP: Ranah Baru Aktualisasi Prinsip Bebas Aktif
- Anggap Muslim di Indonesia Paling Beruntung, Kepala BPIP Sebut Setiap WNI Terlahir jadi Capres
- Salam Pancasila, BPIP Punya Mars Baru Hasil Sayembara