Perlu Pasal Karet Untuk Atur Jenis-jenis Narkotika
jpnn.com, BATAM - Anggota Tim Kunjungan Spesifik Baleg DPR RI Henry Yosodiningrat yang juga Ketua Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika dan Psikotropika) mengatakan, dalam UU Narkotika, perlu adanya pasal karet yang mengatur jenis-jenis Narkotika.
Menurutnya, pasal karet dibutuhkan mengingat banyaknya turunan dari zat-zat yang ada dalam daftar lampiran RUU Narkotika.
"Kenapa perlu ada pasal karet terkait dengan jenis narkotika? Karena banyak turunan-turunan dari zat-zat yang ada dalam daftar lampiran UU kita hanya punya 40 sementara sekarang sudah hampir 800 jenis. Hal ini supaya setiap zat yang mempunyai dampak atau yang mempunyai kesamaan dengan itu perlu diperluas istilah pasal karet tadi," katanya saat rapat dengar pendapat dengan seluruh jajaran aparat penegak hukum Provinsi Kepulauan Riau di Gedung Aula Mapolda Kepri, Rabu (04/10/11).
Lebih lanjut ia menjelaskan, pasal karet diperlukannya untuk menyesuaikan adanya jenis-jenis narkoba baru yang kian berkembang pesat.
Sehingga, dengan pasal karet tersebut tidak perlu lagi mengubah Undang-Undang. Mengingat keadaan yang ada saat ini, pemerintah hanya mengeluarkan Undang-Undang turunan berbentuk Peraturan Pemerintah, seperti Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
Sementara anggota Baleg lainnya, Arsul Sani menyoroti soal banyaknya jenis-jenis narkotika. Menurutnya apakah tidak lebih baik tidak usah dilampirkan di dalam Undang-Undang.
"Tadi juga kami melemparkan tentu berdasarkan masukan-masukan yang diterima dari tempat lain, bagaimana misalkan kalau jenis-jenis narkotikanya itu tidak dijadikan sebagai lampiran di UU, kenapa? Karena kalau ada narkoba jenis baru, kalau itu dilampirkan maka harus merubah jenis lampirannya dan kalau mengubah lampirannya maka harus mengubah undang-undangnya, itu kan susah dan butuh waktu lama lagi," papar politisi PPP ini.
Arsul juga menyampaikan bahwa hal-hal krusial yang nantinya akan dirubah dalam revisi UU Narkotika diantaranya pengaturan jenis narkotika, peran dan fungsi kelembagaan, dan pasal-pasal yang mengatur tentang pidana materil yang menjadi dasar pemidanaan, itu juga perlu disesuaikan dengan konsep pemberantasan korupsi.
Mengingat dimana ditemukannya penyalahgunaan itu bukan untuk dipenjara tapi untuk direhabilitasi. (adv/jpnn)
Menurut Henry Yosodiningrat, pasal karet dibutuhkan mengingat banyaknya turunan dari zat-zat yang ada dalam daftar lampiran RUU Narkotika.
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Komisi III DPR Menghadapi Dilema dalam Memilih Pimpinan dan Dewas KPK, Apa Itu?
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Problematika Penanganan Perkara Judi Online