Perlu Ruang Terbuka untuk Anak Milenial Bertukar Pikiran

jpnn.com, JAKARTA - Era digital dan internet sedang naik daun di tengah kehidupan masyarakat.
Kini masyarakat dengan mudah memprotes dan mengkritik berbagai fenomena maupun kebijakan pemerintah melalui media sosial.
Tidak hanya masyarakat, para politikus dan pejabat negara juga memiliki hobi berinteraksi di media sosial Twitter.
Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah yang rajin mencurahkan pikiran dan keresahannya di media sosial.
Menurut dia, pada era digital generasi milenial yang memiliki tingkat literasi sangat tinggi bisa memanfaatkan media sosial dengan cara positif.
"Perlu adanya ruang terbuka yang bisa menampung beragam kritik di media sosial, agar segala pemikiran dan pendapat tidak menguap," kata Fahri di Jakarta, Kamis (14/12).
Dia menjelaskan efek dari media sosial dan iklim demokrasi bisa menjadi pendorong inisiatif manusia, khususnya anak muda untuk saling bertukar pikiran serta bersama-sama membangun negara.
"Dari pada saling memaki, saling mem-bully, saling menyindir di sosial media, tidak jelas, tak ketemu, kita bisa ketemu langsung dalam ruang diskusi," ujarnya.
Generasi muda milenial diminta memanfaatkan media sosial untuk bertukar pikiran positif.
- Lestari Moerdijat: Tagar #KaburAjaDulu Otokritik untuk Kebijakan yang Lebih Baik
- Heboh Mak-Mak Bawa Celurit Kejar Petugas SPBU di Cinunuk Bandung
- Soal Rumor Putus dengan Pacarnya, Nikita Mirzani: Enggak Usah Urus Percintaan Gue
- Strategi Baru Komnas HAM Membangun Interaksi Publik Melalui Media Sosial
- Ratu Sofya Tanggapi soal Rumor Pernikahan dengan Cornelio Sunny
- Pemerintah Kebut Perancangan Aturan Pembatasan Media Sosial Berdasarkan Usia