Perlukah Konsumsi Susu Selama Bulan Puasa?
jpnn.com - Supaya tubuh tetap sehat saat menjalankan ibadah puasa, menu makan harus diperhatikan. Nutrisi yang dianjurkan adalah karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral dalam batas yang dianjurkan. Nah, perlukah susu juga dikonsumsi selama bulan puasa?
Susu identik dengan kampanye gizi yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada 1955, yaitu 4 Sehat, 5 Sempurna, sebagai penyempurna makanan lainnya seperti makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan. Meski kampanye tersebut sudah berubah menjadi “Pedoman Gizi Seimbang”, tetapi susu masih menjadi sumber gizi penting.
Konsumsi susu di Indonesia masih rendah
Susu bisa dibilang adalah sumber gizi favorit masyarakat di berbagai belahan dunia. Karena selain menyehatkan, rasanya enak, mudah didapat, dengan harga yang terjangkau. Selain itu, susu selain baik untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, juga bermanfaat bagi orang dewasa dan lansia.
Sayangnya, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter/kapita/tahun, menjadikannya terendah se-ASEAN.
Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan USDA Foreign Agricultural Service 2016 untuk Malaysia (50,9 liter), Thailand (33,7 liter), dan Filipina (22,1 liter).
Sayang sekali, ya? Padahal manfaat susu bagi kesehatan banyak sekali, khususnya jika dikonsumsi saat bulan puasa!
1. Konsumsi susu sangat diperlukan selama bulan puasa
Nutrisi yang dianjurkan adalah karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral dalam batas yang dianjurkan. Nah, perlukah susu juga dikonsumsi selama bulan puasa?
- Pakar Ekonomi: Bea Masuk Beri Kesempatan Produsen Susu Lokal untuk Tumbuh
- Wamen Viva Yoga: Kami Rancang Pembangunan Sentra Sapi Perah di Daerah Transmigrasi
- Peternak Sapi Perah Buang Susu, Komisi IV DPR Singgung Impor
- Temuan Baru SEANUTS II soal Konsumsi Susu dengan Pemenuhan Gizi Anak
- Dukung Pangan Bergizi, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Pemanfaatan Pekarangan
- Waspada, 7 Minuman Ini Bisa Tingkatkan Kadar Kolesterol Jahat