Perlukah Nasionalisme Ditanamkan pada Anak?

Perlukah Nasionalisme Ditanamkan pada Anak?
UPACARA BENDERA. Dapatkah Ritual Upacara menanamkan rasa nasionalisme?
“Saya percaya, anak yang menghayati dan memahami diri sebagai bagian dari bangsanya, akan membela kebenaran sebagai mana mestinya. Mereka yang nantinya akan menjaga bumi dan tanah air dari berbagai kehancuran, setidaknya berusaha menyelamatkannya,” tutur ibu rumah tangga yang kini tinggal di komplek Pondok Cilegon Indah, Kota Cilegon.

Eva juga berharap, kalimat yang baru saja diucapkannya tidak sekadar kata-kata, namun benar-benar diprektikkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pendidik; orangtua dan guru di sekolah. “Siapapun dapat melakukan tanggung jawab ini sesuai peran yang diembannya masing-masing. Intinya anak-anak dikenalkan dengan sejarah nasional, diajarkan demokrasi kecil-kecilan di rumah, dan diajak kegiatan yang berhubungan dengan hari-hari besar nasional,” lanjut Eva memberikan masukan sederhana bagaimana cara menanamkan rasa nasionalisme pada anak.

Berbeda dengan Eka Widi Astuti, pengajar di salah satu sekolah swasta ini lebih menekankan kewajiban memupuk rasa nasionalisme  dari latar belakang sejarah nasional.“Dengan mengetahui sejarah, mereka kenal siapa para pendahulunya,” tutur ibu yang dipanggil Mimi oleh kedua anaknya ini singkat.

Eka juga mencontohkan beberapa cara menanamkan rasa nasionalisme yang  dilakukannya antara lain mengunjungi taman makam pahlawan, tempat-tempat bersejarah, mengajak menonton film dokumenter, dan film-film perjuangan lainnya. “Serta menghafal pancasila dan nama para pahlawan. Yang terpenting pengamalan sila-silanya,” tandas Eka yang berharap besar seluruh anak Indonesia menjiwai pancasila, terutama sila pertama; Ketuhanan yang Maha Esa.

SERANG - Selama ini setiap orang, mungkin berbeda-beda dalam menafsirkan arti kemerdekaan bangsa. Bahkan setelah kemerdekaan tercapai, menyampaikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News