Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merkuri adalah "bahan umum tapi berbahaya" yang ditemukan dalam krim dan sabun pencerah kulit.
Garam merkuri mencegah tubuh memproduksi melanin yang menyebabkan kulit lebih cerah.
Namun, merkuri dalam pencerah kulit dapat "berbahaya bagi kesehatan" dan menyebabkan ruam kulit, perubahan warna, dan bekas luka, seperti yang tertulis di situs web WHO.
Tak hanya itu, menurut WHO, merkuri juga dapat menyebabkan neuropati perifer, kerusakan saraf tepi yang menyebabkan gejala seperti kesemutan, nyeri, dan mati rasa, terutama di tangan dan kaki- depresi, dan psikosis, serta kerusakan ginjal.
Menurut situs web Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), tingkat keparahan gejala yang timbul akibat paparan merkuri bergantung pada berbagai faktor, antara lain durasi dan tingkat paparan.
'Periksa kemasan produk'
Dr Ika menyarankan agar konsumen di Indonesia hanya menggunakan produk yang telah disetujui oleh BPOM.
"Lihat data-data yang ada di kemasan itu, dari nama produk, kemudian dari manfaat … nomor Bpomnya harus ada di kemasan," katanya.
Menurutnya, produk kecantikan cepat bisa viral di internet, dan karenanya, informasi keamanan yang up-to-date dari pihak berwenang dibutuhkan oleh konsumen.
Selama dua tahun lamanya, Nur Lenny Astia memakai krim pencerah kulit yang meninggalkan bekas luka permanen di wajahnya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia