Permintaan Arteria Dinilai Berlebihan dan Bisa Melukai Perasaan Masyarakat Sunda

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen (Purn) TB Hasanuddin menilai berlebihan permintaan Arteria Dahlan kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati).
Arteria sebelumnya meminta Kejati dipecat karena ada penjabat di pos tersebut menggunakan bahasa Sunda ketika mengikuti sebuah rapat kerja.
"Menurut hemat saya berlebihan dan bisa melukai perasaan masyarakat Sunda," kata Hasanuddin dalam keterangan persnya, Selasa (18/1).
Mantan Sesmil Kepresidenan itu menyebutkan urusan pemecatan Kejati bukan ke sisi penggunaan bahasa.
Pemecatan seharusnya dilatarbelakangi kinerja dan profesionalisme. Bisa juga pemecatan karena penegak hukum melanggar peraturan.
"Pernyataan Saudara Arteria ini seolah-olah mengindikasikan bahwa menggunakan bahasa daerah (Sunda, red) dianggap telah melakukan kejahatan berat dan harus dipecat," kata legislator Daerah Pemilihan IX Jawa Barat itu.
Menurut TB Hasanuddin, Arteria sebaiknya tidak terlalu ambil pusing dengan penggunaan bahasa Sunda saat rapat kerja.
Bisa saja, kata dia, Kejati Jabar sedang mengikuti rapat dan ada pembicaraan tak resmi, sehingga wajar yang bersangkutan menggunakan bahasa Sunda atau daerah.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen (Purn) TB Hasanuddin menilai berlebihan permintaan Arteria Dahlan kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati).
- Jaksa Agung Diminta Evaluasi Jampidsus Soal Hilangnya Perkara di Dakwaan Zarof
- Mahfud Soroti RUU Kejaksaan: Enggak Bisa Jaksa Salah Harus Minta Izin Jaksa Agung
- Firman Siagian Bentuk Label Musik, Siap Orbitkan Talenta dari Tanah Pasundan
- Pegiat Media Sosial Kritik UU Kejaksaan, Khawatir Independensi Hukum Indonesia Terancam
- UP dan Kemendikdasmen Berkolaborasi, Perkuat Literasi Bahasa Indonesia
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?