Permintaan Aurel, Bocah Korban Tenggelam KMP Yunicee kepada Nelayan di Tengah Laut, Pilu

Permintaan Aurel, Bocah Korban Tenggelam KMP Yunicee kepada Nelayan di Tengah Laut, Pilu
Ilustrasi kapal tenggelam. Ilustrator: Sultan Amanda Syahidatullah/JPNN.com

Tiga nelayan ini sama-sama mengatakan, saat kejadian tenggelamnya KMP Yunicee Selasa (29/6) malam itu, arus Selat Bali cukup kuat.

"Saya itu antara mendorong sampan dan menghidupkan mesin hanya beberapa menit, tapi saat menuju ke lokasi teriakan minta tolong saya sudah tidak menemukan siapa-siapa. Aurel dan dua orang penumpang yang selamat, saya temukan sekitar satu kilometer dari lokasi. Cepat sekali penumpang terseret arus," kata Petruk.

Selain penumpang, para nelayan di Kelurahan Gilimanuk juga menemukan sejumlah barang seperti pelampung yang diserahkan kepada aparat terkait.

Karena masih belasan penumpang KMP Yunicee belum ditemukan, para nelayan ini menyatakan, mereka tetap akan melakukan pemantauan di laut sambil menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai nelayan.

"Kami ini setiap hari melaut, jadi sekalian memantau jika ada korban atau barang yang berkaitan dengan tenggelamnya kapal itu," kata Sugianto.

Sampai Jumat (2/7) sore, Petruk dan kawan-kawan masih menemukan pelampung KMP Yunicee yang mereka lihat saat mereka di darat maupun melaut.

"Di darat kami terus melihat ke arah laut, kalau ada pelampung langsung kami meluncur mengambilnya. Siapa tahu ada korban lainnya. Tapi hari-hari setelah kejadian, hanya pelampung kosong yang kami temukan," kata Sugianto.

Kendati penumpang masih ada yang belum ditemukan, namun TNI Angkatan Laut (AL) telah menemukan titik lokasi tenggelamnya KMP Yunicee di Perairan Selat Bali saat operasi pencarian dengan menggunakan KRI Rigel-933.

'Waktu itu saya sedang di rumah. Mendadak mendengar ramai teriakan orang minta tolong. Saat keluar, saya masih bisa melihat KMP Yunicee terbalik dan tenggelam'.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News