Permintaan Batu Bara dari Tiongkok dan India Meningkat
Tahun lalu, ABM Investama meraup pendapatan USD 590,7 juta dengan laba kotor (EBITDA) USD 166,0 juta.
Artinya, terjadi peningkatan 23,1 persen bila dibandingkan dengan 2015.
Laba bersih yang dicetak perseroan mencapai USD 12,6 juta, membaik jika dibandingkan dengan rugi bersih pada 2015 senilai USD 38,1 juta.
ABM juga berhasil melakukan refinancing utang dan memangkas kewajiban hingga mencapai USD 110 juta.
Direktur Keuangan ABM Investama Adrian Erlangga menuturkan, penguatan neraca melalui pemangkasan utang dan produktivitas aset merupakan fokus perseroan tahun ini.
Perseroan juga berupaya memperkuat bisnis non-batu bara seperti di sektor kelistrikan dan jasa logistik.
’’Populasi yang makin besar dan aktivitas ekonomi yang makin dinamis memberikan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi jasa logistik di Indonesia,’’ tutur Adrian. (dee/c14/noe)
Harga batu bara mulai menanjak setelah mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Jasaraharja Putera & MNC Insurance Teken Kerja Sama Pemasaran
- Bea Cukai Tinjau Perusahaan Penerima Izin Kawasan Berikat di Probolinggo, Ini Tujuannya
- Peredaran Rokok Ilegal Meroket, Pemerintah Harus Segera Bertindak
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Sukses di Industri, Direktur Sido Muncul Terapkan 3 Prinsip Sumpah Dokter Sebagai Kunci