Permintaan Ekspor Wagyu Meningkat Saat Pandemi dan Australia Ikut Merasakannya
Ketika pandemi COVID-19 melanda tahun lalu dan restoran di seantero dunia tutup, produsen daging sapi Wagyu di Australia sempat khawatir jika mereka akan merasakan dampak yang terburuk.
"Dalam semalam kami kehilangan semua distribusi melalui transportasi udara ... dan kami kehilangan 100 persen permintaan dari restoran mewah dalam sekejap" kata Matt McDonagh, CEO Asosiasi Wagyu Australia.
"Seluruh sektor Wagyu menahan nafas saat itu, tetapi setelahnya kami benar-benar mengalami pemulihan yang luar biasa."
Matt mengatakan permintaan untuk Wagyu Australia sekarang tumbuh lebih cepat daripada kemampuan produsen untuk memasoknya.
"Kami telah melihat pertumbuhan produksi yang konsisten sebesar 20 persen dari tahun-ke-tahun, tetapi permintaan untuk produk tersebut tumbuh lebih cepat dari angka itu," katanya.
"Perkiraan kami baru-baru ini adalah pertumbuhan permintaan Wagyu sekitar 30 persen per tahun di pasar global."
Australia adalah pengekspor daging sapi Wagyu terbesar di dunia dan Matt percaya rantai pasokan telah berubah untuk kepentingan produsen.
"Anda bisa mendapat Wagyu secara global sekarang di luar sektor layanan makanan, Anda dapat membelinya langsung. Saya pikir itu berperan dalam bangkitnya industri Wagyu secara cepat setelah penutupan karena COVID, terutama di pasar domestik."
Meski banyak restoran tutup karena pembatasan aktivitas warga, permintaan daging sapi Wagyu dari Australia malah lebih banyak ketimbang pasokannya
- Kabar Australia: Pulau Kanguru Akan Jadi Rumah Bagi Koala
- Dunia Hari Ini: Pencarian Korban Tabrakan Pesawat dan Helikopter di AS Berlanjut
- Ini Usulan Waka MPR Soal Devisi Hasil Ekspor SDA 100 Persen Wajib Disimpan di Indonesia
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Komitmen Pemerintah Mendorong UMKM Naik Kelas