Permintaan Pasar Meningkat, Kementan Dorong Pengembangan Tempe Koro Benguk

Permintaan Pasar Meningkat, Kementan Dorong Pengembangan Tempe Koro Benguk
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi saat acara Bimbingan Teknis & Sosialisasi (BTS) Propaktani secara daring Episode 399 pada 31 Maret 2022 melalui virtual, Jumat (1/4). Foto: Kementan

“Tempe benguk merupakan olahan asal biji koro benguk yang paling banyak ditemukan," jelasnya.

"Bahkan, ada penjual yang menjual biji koro benguk yang telah setengah matang dan dibungkus pembungkus plastik, hal inipun sudah siap untuk dimasak dengan aneka sayuran," imbuh Anton.

Penyebutan tempe benguk beragam antar daerah. Di Malang Selatan sering disebutnya sebagai tempe bedog, yang dijual dengan harga Rp 3.000/bungkus.

Dia mengatakan harganya mirip dengan yang dijual di Pasar Gemaharjo.

Di Pacitan, dijulukinya sebagai tempe pondasi, karena penyajiannya setelah dilapisi tepung dan digoreng mirip pondasi bangunan.

"Turunan olahan tempe benguk sudah sangat beragam, misalnya sudah ada yang membuatnya menjadi nugget tempe koro benguk," ujar Anton.

Direktur Pengembangan Agribisnis, Paskomnas Indonesia, Soekam Parwadi mengatakan koro benguk yang merupakan sumber protein saat ini masih dianggap sebagai produk inferior dibandingkan produk daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.

Padahal koro benguk tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang rumit, mampu hidup pada kondisi kekeringan, lahan masam dan salin dan juga berpotensi sebagai bahan obat-obatan.

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan pangan lokal bernilai ekonomi tinggi, salah satunya ialah seperti tempe koro benguk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News