Permintaan Perumahaan Melambat, Properti Tetap Seksi
jpnn.com, SURABAYA - Bisnis properti di Surabaya diperkirakan tetap tumbuh dengan baik meski permintaan perumahan secara umum melambat.
Optimisme tersebut tak lepas dari semakin banyaknya pendatang yang pindah ke Surabaya.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur Soepratno menyatakan, sepanjang 2016 terdapat 36 ribu orang yang mengajukan perpindahan ke Surabaya.
’’Kalau sepuluh persen saja berpenghasilan baik, ada 300 orang yang butuh hunian,’’ ujarnya.
Karena besarnya kebutuhan tersebut, pasar properti di Surabaya terus bertumbuh. Khusus apartemen, pasarnya juga masih menjanjikan.
Alasannya, proyek rumah tapak terkendala ketersediaan lahan sehingga penawarannya tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, perubahan Surabaya menjadi kota perdagangan dan jasa meningkatkan kebutuhan terhadap apartemen.
Harga rumah tapak yang naik membuat kebutuhan bergeser ke apartemen sebagai investasi jangka panjang.
Bisnis properti di Surabaya diperkirakan tetap tumbuh dengan baik meski permintaan perumahan secara umum melambat.
- Fasilitas di Arandra Residence Kini Semakin Lengkap dengan Hadirnya Superindo
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
- Sektor Properti di Batam Diprediksi Meningkat di 2025
- Vasanta Group Luncurkan Hunian untuk Keluarga Muda, Pemandangan Tepi Danau
- Optimisme Kondisi Ekonomi Nasional Dukung Kinerja Positif Industri Properti