Permintaan Stagnan, Pengusaha Kesulitan Ekspansi
jpnn.com, BALIKPAPAN - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kalimantan Timur Dayang Donna Faroek mengatakan, saat ini para pelaku usaha bukan dalam posisi menunggu atau wait and see, melainkan kesulitan berekspansi karena permintaan yang stagnan.
“Demand-nya tidak meningkat, otomatis supplainya juga tidak meningkat. Itu memang terjadi kepada beberapa sektor bisnis,” ujarnya, Jumat (26/4).
Salah satunya permintaan yang sedang lesu terjadi pada sektor properti. Pada 2018, dalam setahun di Kaltim hanya bisa menjual lima unit rumah mewah di atas Rp 500 juta.
Sementara itu, rumah subsidi dengan harga di bawah Rp 200 juta berhasil terjual 2.600 unit.
“Untuk properti kelas menengah atas sangat sulit terjual, sedangkan Rp 200 juta ke bawah peminatnya masih ada,” ujarnya.
Ekspor yang paling diharapkan dapat menopang pertumbuhan ternyata juga masih penuh tantangan.
Dalam beberapa waktu terakhir pertumbuhan ekspor andalan, yakni batu bara justru melambat.
“Kaltim sudah lama terlena dengan tren ekspor komoditas. Padahal sektor komoditas sangat bergantung harga internasional. Jika lesu, ekspor menjadi lemah,” katanya.
saat ini para pelaku usaha bukan dalam posisi menunggu atau wait and see, melainkan kesulitan berekspansi karena permintaan yang stagnan.
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai
- Investasi Triliunan Perlu Kepastian Regulasi, Industri Petrokimia Perlu Perhatian Pemerintah
- Kasus Suap Seleksi PPPK Batu Bara, 5 Terdakwa Divonis 1 Tahun Penjara
- Sustain Sebut Peningkatan Pungutan Batu Bara Bisa Dialokasikan untuk Transisi Energi
- Hidup Baru Nurhadi
- 250 Asosiasi dan Himpunan Inisiasi Forum Independen Buntut Polemik Kadin Indonesia