Permintaan Terakhir Rhys

Permintaan Terakhir Rhys
A portrait of teenage Wudinna high school student Rhys Habermann, who died in 2017 after a battle with cancer, next to the framed words "freedom and change". (ABC News: Carl Saville)

Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum.

Setelah kepergian anaknya, mereka kini berjuang untuk menghindarkan orang lain dari penderitaan serupa.

PERINGATAN: Kisah ini mengandung konten yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembaca.

Rhys Habermann tidak suka basa-basi. Ia lebih tertarik pada obrolan yang mendalam.

"Jika kita menyapanya dengan menanyakan tentang cuaca hari ini, dia biasanya jadi diam," kenang Liz, ibu Rhys.

"Jika dia menanyakan kabar kita, artinya dia benar-benar serius ingin tahu."

Rhys juga suka petualangan. Dia mengendarai sepeda motor. Melakukan terjun payung dan menyelam dalam kerangkeng besi, mendekati ikan hiu.

"Anak ini memang serius, tapi dia juga suka bercanda," ujar Liz.

Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News