Permintaan Terakhir Rhys

Permintaan Terakhir Rhys
A portrait of teenage Wudinna high school student Rhys Habermann, who died in 2017 after a battle with cancer, next to the framed words "freedom and change". (ABC News: Carl Saville)

RUU terbaru yang diusulkan politisi Partai Buruh Kyam Maher, telah lolos di majelis rendah pekan ini. Namun masih harus menunggu persetujuan majelis tinggi.

RUU ini akan memungkinkan pasien sakit parah yang memenuhi kriteria tertentu untuk mengakses obat secara legal untuk mengakhiri hidup mereka.

Anggota parlemen menyebut RUU ini merujuk ke UU yang telah berlaku di negara bagian Victoria, dan UU serupa yang juga telah disahkan oleh parlemen Australia Barat dan Tasmania.

"Orang itu harus berusia minimal 18 tahun, perlu tanda tangan dokter pertama untuk kelayakan orang tersebut, kemudian perlu tanda tangan dokter kedua untuk lebih memastikan," katanya.

 

 

Anggota parlemen diberikan kebebasan oleh partainya dalam pengambilan suara RUU ini. 

"Di banyak wilayah hukum lainnya di seluruh dunia di mana eutanasia telah menjadi UU, kelompok masyarakat yang menjadi sasaran UU itu berkembang secara substansial," kata Dennis Hood dari Partai Liberal.

Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News