Permintaan Terakhir Rhys

"Saya tidak akan melakukannya lagi. Sudah waktunya," katanya kepada orangtuanya.
Senja terakhir
Rhys telah menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya bila rasa sakit yang dideritanya sudah tidak tertahankan lagi.
Bagi Brett dan Liz, keinginan itu sangat sulit untuk didiskusikan. Rhys tidak ingin membiarkan mereka menghadapi masalah itu.
"Awalnya dia hanya ingin melakukannya di suatu motel di Adelaide," jelas Brett.
Karena sangat terpukul, orangtua Rhys pun membuat keputusan menyakitkan untuk tidak mencegah anaknya bunuh diri.
Banyak pasien kanker tulang beralih ke perawatan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan meringankan gejala yang dialami. Tapi menurut Liz, anaknya "tidak merasa hal itu adalah pilihan baginya".
Malam sebelum Rhys meninggal, Brett sempat mengambil foto matahari terbenam dari atap rumah keluarga.
Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Timnas Basket Indonesia Coba Manfaatkan Kecepatan saat Jumpa Australia