Permintaan Terakhir Rhys

"Saya tidak akan melakukannya lagi. Sudah waktunya," katanya kepada orangtuanya.
Senja terakhir
Rhys telah menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya bila rasa sakit yang dideritanya sudah tidak tertahankan lagi.
Bagi Brett dan Liz, keinginan itu sangat sulit untuk didiskusikan. Rhys tidak ingin membiarkan mereka menghadapi masalah itu.
"Awalnya dia hanya ingin melakukannya di suatu motel di Adelaide," jelas Brett.
Karena sangat terpukul, orangtua Rhys pun membuat keputusan menyakitkan untuk tidak mencegah anaknya bunuh diri.
Banyak pasien kanker tulang beralih ke perawatan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan meringankan gejala yang dialami. Tapi menurut Liz, anaknya "tidak merasa hal itu adalah pilihan baginya".
Malam sebelum Rhys meninggal, Brett sempat mengambil foto matahari terbenam dari atap rumah keluarga.
Tatkala Rhys Habermann, seorang remaja yang sakit parah, menyampaikan pesan terakhirnya pada suatu malam di bulan Januari yang panas empat tahun lalu, ia bermaksud melindungi orangtuanya dari tuntutan hukum
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya