Pernah Dengar Istilah Belanda Depok? Ini Sejarahnya...

Pernah Dengar Istilah Belanda Depok? Ini Sejarahnya...
Gemeente Bestuur Depok, kantor pemerintahan Depok itu kini menjadi Rumah Sakit Harapan di Jl. Pemuda, Depok. Tugu yang nampak di foto ini dibangun pada 28 Juni 1814, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kematian Cornelis Chastelein, si empunya Depok. Tugu itu dihancurkan karena dianggap sebagai simbol kolonialisme. Foto: Dok. Keluarga Presiden Depok.

Pemukiman orang Depok umumnya terbuat dari batu dan beratapkan genteng. Jalan dan sistem saluran air diatur dengan baik, menyerupai kota kecil di Eropa abad pertengahan. 

Berbeda dengan wilayah perkampungan di sekitarnya yang berumah panggung dengan tiang bambu betung beratapkan daun kirai.

Cara berpakaian orang Depok sama dengan orang Eropa. Mereka sudah mengenakan sepatu, memakai celana pendek, celana panjang, rok, jas dan lain sebagainya yang bahan kainnya berkelas. 

Berbeda dengan orang kampung sekitar yang masih berkaki ayam alias nyeker. Kalaupun pakai alas kaki itupun sandal yang tak semewah sepatu, semisal bakiak yang terbuat dari kayu atau bekas karet ban.

Gaya hidup orang Depok juga serupa dengan orang Eropa. Dalam hal makan, misalnya. Orang Depok makan di meja makan, menggunakan piring dan sendok. 

Sedang orang kampung makan bersila di tikar atau di mana saja menggunakan tangan tanpa sendok. Ada yang sudah menggunakan piring, tapi kebanyakan masih beralaskan daun pisang.

Dalam hal pendidikan, orang Depok bersekolah ala Eropa dengan pengantar bahasa Belanda. Sedangkan orang kampung bisa dihitung jumlahnya yang bisa baca tulis. 

Pendek cerita, bila dibandingkan dengan orang Depok, struktur kelas orang kampung kalah segala-galanya. 

BANYAK yang bilang, asal-usul nama Depok merujuk dari singkatan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, terjemahan dari Jemaat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News