Pernah Dimintai Rp 10 Miliar agar KarSa Tak Kalah di MK

Pernah Dimintai Rp 10 Miliar agar KarSa Tak Kalah di MK
Pernah Dimintai Rp 10 Miliar agar KarSa Tak Kalah di MK

"Saya tegaskan lagi bahwa yang terjadi adalah Pak Akil Mochtar memang hendak meminta uang ke pasangan KarSa, tapi ditolak Pakde. Sama sekali tidak ada aliran uang suap," tambahnya.

Untuk itu, Amali menyatakan sudah menganggap selesai urusan pilgub Jatim. Bahwa dia diperiksa KPK karena BlackBerry Akil disita, itu memang konsekuensi logis. "Saya bisa memahami alur penyidik. Karena memang ada permintaan uang di sana. Tapi, soal penyelesaian hukum, saya serahkan semuanya ke aparat yang berwajib," katanya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan bahwa Akil memang sempat "mengancam" pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) agar membayar uang upeti kepada dirinya. Fakta itu terungkap dalam pesan BlackBerry messenger (BBM) antara Zainuddin Amali dan Akil Mochtar pada 1 Oktober-2 Oktober 2013.

Dalam komunikasi BBM tersebut, Akil tanpa tedeng aling-aling meminta uang Rp 10 miliar agar kemenangan KarSa dalam pilgub Jatim tidak dibatalkan oleh sidang MK. "Saat itu Zainuddin Amali hanya menjawab oke. Juga siap bertemu dengan Akil di rumah dinas Akil di Widya Candra, Jakarta," kata sebuah sumber di lingkungan KPK.

Namun, hingga Akil ditangkap KPK pada 2 Oktober 2013 pukul 21.00, Amali tidak pernah nongol. Ketika diperiksa, Amali menjawab perihal ketidakhadirannya. Dalam berkas acara, Amali mengatakan bahwa pihaknya sempat mengonfirmasikan permintaan Akil tersebut kepada Gubernur Jatim Soekarwo.

Menurut sumber itu, semua kasus sengketa pilkada yang ditangani Akil pasti ditelusuri dan ditempatkan dalam berkas yang terpisah-pisah. "Apa pun hasilnya, kalau memang tidak terbukti, ya kami hentikan. Bila ditemukan bukti tambahan, ya pasti kami proses," tuturnya. Selain Amali, yang diperiksa adalah Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham dan Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad.

Di bagian lain, Gubernur Jatim Soekarwo membenarkan bahwa dirinya bertemu dengan Zainuddin Amali. "Saat itu Pak ZA (Zainuddin Amali, red) bilang bahwa situasinya gawat seperti itu," ucapnya. Soekarwo mengaku bingung dengan apa yang dimaksud gawat tersebut.

Rupanya, yang dimaksud gawat adalah ancaman Akil yang meminta Rp 10 miliar atau pasangan KarSa dikalahkan. Begitu tahu maksudnya, Soekarwo langsung menolaknya.

SURABAYA - Ketua DPD Partai Golkar Jatim Zainuddin Amali akhirnya angkat bicara terkait dugaan penyuapan dalam sidang perselisihan hasil pemilihan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News