Pernah Diusir dari Loby, Berkantor di Bawah Pohon
Minggu, 30 Juni 2013 – 06:02 WIB
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Roni tumbuh menjadi pribadi yang tidak neko-neko. Dia berprinsip tidak mau menyusahkan orang tuanya. Dia ingat ketika duduk di bangku SMP sudah mulai mencari uang sendiri dengan cara menjadi tukang semir sepatu. Hasil yang tak seberapa itu kadang digunakan untuk membeli buku tulis atau untuk membayar tiket masuk kolam renang, olahraga kesenangannya.
Selain tukang semir sepatu, anak Betawi asli ini juga mamanfaatkan payung ibunya untuk mencari uang.’’Saya jadi ojek payung kalau musim hujan,” tambahnya.
Selepas SMA, Roni langsung mencari pekerjaan di pabrik atau di kantor, namun selalu gagal. Akhirnya dia nekat menjadi sopir ’’tembakan’’ di PT Millenium Inti Sentosa --sebuah perusahaan pengisi bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal yang ada di dekat rumahnya di Tanjung Priok. ’’Nggak ada gaji tetap, hanya dikasih uang seiklasnya saja kalau habis nganterin barang,” kata dia.
Suatu saat dia duduk-duduk di lobi kantor perusahaannya karena cuaca di luar sangat panas. Namun, seorang kerabat pemilik perusahaan tiba-tiba datang dan mengusirnya dengan kasar.
NASIB orang siapa yang tahu. Kalimat itu menggambarkan kisah hidup Ahmad Sahroni, 36, yang dulu sopir pribadi, melesat cepat menjadi seorang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408