Pernah Diusir dari Loby, Berkantor di Bawah Pohon
Minggu, 30 Juni 2013 – 06:02 WIB
’’Sopir itu tidak di sini tempatnya, di luar sana,” ungkap Roni menirukan kalimat bos-nya.
Tanpa panjang cakap, Roni bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan.”Saya cuma bisa ngelus dada. Ya Allah, nasib orang rendahan begini. Diusir seenaknya,” kenangnya.
Tapi, dia tidak menyimpan dendam atas perlakuan bosnya itu. Bagi dia, peristiwa itu justru menjadi cambuk untuk tidak puas hanya menjadi sopir. Di lubuk hatinya yang paling dalam, saat itu Roni bertekad untuk mengubah nasibnya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa menjadi ’’orang besar’’ tanpa harus bersikap semena-mena kepada bawahan.
’’Sayang orang yang ngusir saya itu kini sudah meninggal. Kalau belum, pasti…,’’ kata Roni tidak melanjutkan kalimatnya. Dia kemudian tertawa.
NASIB orang siapa yang tahu. Kalimat itu menggambarkan kisah hidup Ahmad Sahroni, 36, yang dulu sopir pribadi, melesat cepat menjadi seorang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408