Pernah Main di Piala Dunia, Tak Merasa Jadi Pemain Spesial
Selasa, 22 Mei 2012 – 08:37 WIB
Selain itu, dia juga masuk dalam delapan penendang bebas terbaik dunia tahun 2004. Bersamanya, juga ada pemain legendaris Prancis Zinedine Zidane. Ketika itu, Ceh masih berkostum Club Brugge. Tak salah rasanya jika dia disebut sebagai pemain istimewa. Baik di Indonesia Super League (ISL) maupun di PSMS
Namun, itu tidak lantas membuat Ceh bisa membusungkan dada. "Saya malah tidak pernah merasa menjadi pemain yang spesial. Saya sama saja kok dengan pemain lainnya. Karena di sini saya ingin jadi bagian dari PSMS," kata Ceh saat ditemui di hotel Sahid Surabaya, Rabu 9 Mei lalu.
Pemain berusia 34 tahun ini mengaku sebelumnya dia tidak pernah mengetahui sama sekali tentang liga sepakbola Indonesia atau klub PSMS Medan. Dia memutuskan pindah dari klub Israel Maccabi Petah Tikya setelah mendengar cerita teman sekompatriotnya, Dzafic Emir.
Emir yang merupakan mantan pemain klub liga Jerman Vfl Bochum sudah hampir tujuh tahun tinggal di Jakarta. Emir-lah yang kemudian menjadi mengageni Ceh. "Dari dia jugalah aku tahu bagaimana sepakbola di sini. Dan yang paling penting, dia juga membantuku beradaptasi dengan kultur Indonesia," ungkap suami dari Sandra Ceh itu.
PRESTASI persepakbolaan Indonesia boleh saja semakin terpuruk. Namun, magnetnya ternyata masih mampu menyedot minat pesepakbola tersohor dunia. Terutama
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala