Pernah Tolak BBM Naik, Harusnya PDIP Dukung Interpelasi
jpnn.com - JAKARTA - Inisiator interpelasi dari Fraksi PAN, Yandri Susanto mengatakan Fraksi PDI Perjuangan Cs yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) seharusnya ikut mendukung interpelasi atas kebijakan Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM subsidi. Apalagi, PDIP yang dikenal yang mendedikasikan diri sebagai partai wong cilik pernah menolak kenaikan Bahar Bakar Minyak (BBM).
"Seharusnya tanda tangan ya. Kan dulu dia yang menolak (kenaikan harga BBM subsidi). Sekarang kita juga lobi-lobi KIH. Kan itu pro rakyat. Kalau KIH ikut tanda tangan justru lompatan besar untuk pro rakyat," ujar Yandri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/11).
Yandri mengatakan usulan hak interpelasi ini akan segera disampaikan kepada pimpinan DPR. Saat ini, penggalangan dukungan masih terus dilakukan oleh inisiator di masing-masing fraksi.
"Sekarang sudah berjalan. Kita yakin lebih dari mayoritas anggota DPR yang tanda tangan. Kemarin kan sudah lebih 150 anggota yang tanda tangan," jelasnya.
Anggota komisi II DPR itu juga menyampaikan inisiator hak interpelasi tidak membatasi jumlahj dukungan karena hak ini melekat pada semua anggota. Jika mengacu aturan, maka dengan 25 tanda tangan saja sudah bisa mengusulkan interpelasi.
"Sebenarnya kan tidak perlu 100 persen. Cukup 25 anggota dan lebih dari 1 fraksi. Sampai hari ini sudah 4 kali lipat. Tapi kita tetap membuka siapa yang akan tanda tangan," tandasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Inisiator interpelasi dari Fraksi PAN, Yandri Susanto mengatakan Fraksi PDI Perjuangan Cs yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan