Pernikahan Mubarakah: Detik-detik Arifin Cium Kening Karima

Berparas tampan dan berpendidikan tinggi. Membuatnya dengan senang hati melepas putri kesayangan. “Malah anak saya yang minder,” tutur Karimusa.
Dia bercerita, pertama kali mengenal Arifin melalui selembar biodata yang disertai foto. Disodorkan panitia acara pernikahan mubarakah. Setelah bertemu langsung, Jumat (80/11) lalu, keyakinan Karimusa meningkat. Menjadikan pemuda asal Kepulauan Bangka Belitung itu sebagai menantu.
“Namun tetap saya serahkan kepada anak saya. Yang jelas pesan saya satu. Jangan sampai menyesal karena menolak. Karena saya yakin, dia (Arifin) agamanya bagus. Itu yang utama mencari pasangan hidup,” kata pria 52 tahun itu.
Akhirnya Karima menerima. Membuat hati Karimusa selaku orangtua gembira. Persiapan pun dilakukan. Undangan diumumkan sehari sebelum pelaksanaan akad. Karena panitia acara baru mengumumkan resmi masing-masing pasangan satu hari sebelum pernikahan.
Namum tenda sudah didirikan. Sesuai tradisi, meski sudah berstatus suami istri, Arifin dan Karima duduk di pelaminan sendiri-sendiri.
“Alhamdulillah sesuai ekspektasi. Ganteng,” ucap Karima ditemui ketika duduk di pelaminannya dengan pipi merona.
Lewat steering commite-lah, pasangan pengantin seperti Arifin dan Karima bisa disatukan. Bukan perkara mudah untuk menyatukan dua insan yang tak saling mengenal itu. Ada cara dan sistem yang telah dibangun para pendiri dan perintis Hidayatullah selama 41 tahun tradisi pernikahan mubarakah eksis.
“Kami buat grade (kelas) dulu,” sebut Amin Mahmud, salah satu steering commite.
Tradisi pernikahan mubarakah dijalankan di Pondok Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan Tmur.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu