Pernikahan Tertunda, Suara Bergetar Hubungi Calon Istri

Karena badai pasir itu, patroli harus dihentikan. Jarak pandang begitu pendek, personel harus menggunakan masker.
”Pernah saat patroli, kami harus berhenti hampir 30 menit karena muncul badai pasir,” cerita John Huntal Sitanggang.
Suhu ekstrem Sudan yang bisa mencapai 40–48 derajat Celsius membuat personel juga harus menahan derita.
John mengungkapkan, kebanyakan anggota pernah mengalami dehidrasi hingga bibir dan hidungnya kering berdarah.
”Kami kerap kali lupa haus, tapi dehidrasi sudah menyerang terlebih dahulu. Itulah Sudan,” tuturnya.
Yang paling banyak menyedot perhatian Satgas FPU VIII adalah kondisi keamanan Sudan.
Menurut John, karena perang saudara, masyarakat Sudan menjadi menderita. Kelompok bersenjata ada di mana-mana.
Orang membawa senjata berat semacam RPG berseliweran di jalan-jalan.
Masalah cukup serius sempat dihadapi Pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia yang bertugas di Sudan.
- Begal Bawa Senjata Api dan Parang Ditembak Petugas Polda Sumut
- Polisi Tangkap Pelaku Pencurian Hewan Ternak di Ogan Ilir
- PBB: Sudan Selatan di Ambang Jurang Kehancuran
- Polisi Periksa Oknum TNI terkait Penjualan Senpi kepada KKB
- Maling Motor Bersenjata Api Nyaris Mati di Tangan Warga
- Satgas Cartenz Ungkap Kasus Penyelundupan Senjata, Legislator Komisi I Bilang Begini