Pernyataan Burhanuddin Muhtadi Jangan Dipolitisasi
“Sedangkan, quick count itu datanya langsung diambil dari TPS dan tidak melibatkan banyak orang seperti rekap manualnya KPU,” kata Nico Harjanto.
Sementara, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dalam tweets-nya 10 Juli 2014 menuliskan, awalnya dia mengaku tidak percaya dengan hasil quick count karena dianggap sebagai upaya untuk mengarahkan suara pada calon tertentu.
Namun, setelah membaca dan mengetahui sejarah lahirnya quick count, barulah ia percaya. Awalnya, quick count justru dilakukan untuk melawan kecurangan oleh lembaga Pemilu yang dikendalikan Pemerintah Filipina. Setelah itu, quick count mulai populer di masyarakat.
“Kini quick count diragukan karena ada pertentangan hasil, 8 lembaga yang menangkan JJK (Jokowi-JK) Dan 4 lembaga yang menangkan PSHR (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa). Kita tunggu saja hasil perhitungan KPU,” tulisnya. (sam/jpnn)
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mendapat pembelaan dari Direktur Eksekutif Populi Center, Usep S Ahyar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI untuk Akselerasi Industri 4.0
- Mendes Yandri: Dana Desa Boleh Dipakai untuk Kondisi Darurat
- Bea Cukai Berikan Izin Fasilitas Kawasan Berikat untuk Perusahaan Ini
- Solutif! Bank Mandiri Bersama RSAB Harapan Kita Perkuat Digitalisasi Sektor Kesehatan
- Hakim Sebut Tuntutan ke Harvey Moeis Terlalu Berat, Kejagung Merespons Begini
- Dukung Kenaikan PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Lokot: Jangan Bebani Rakyat