Pernyataan Fahri Hamzah Masih Keras, Simak Baik-baik
Fahri menilai saat ini adalah waktunya bagi Indonesia untuk bangkit, menjadi bangsa besar, tetapi ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima di dunia sebagai pemimpin peradaban.
Tentu saja hal itu menurut dia memerlukan pemahaman tersendiri agar bisa melangkah ke depan, karena Indonesia saat ini masih diributkan dan bertengkar persoalan kecil seperti konflik mengenai ideologi Pancasila, padahal sebagai bangsa, konsep jatidiri tersebut telah diselesaikan para "founding father".
"Kita perlu meninggikan kemampuan kapasitas negara, ibaratnya kita ini setinggi langit, tapi terbang kita terlalu rendah, negara seperti tidak berdaya, hanya mengerjakan kegiatan rutin saja. Pemimpin tidak mengerti apa yang dilakukan, padahal dia nakhoda dari kapal besar Indonesia," katanya.
Dia menilai, pemimpin besar harus dilahirkan, dan API akan menjadi Kawah Candradimuka.
API akan melatih kepemimpinan, persiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan, berhati bersih, berkarakter dan pemimpin yang memukau, memiliki pesona seperti Soekarno dan Muhammad Hatta.
Pemimpin seperti Soekarno-Hatta menurut dia, yang akan disiapkan API Gelora,.
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas sehingga pemimpin tersebut bisa menjadikan Indonesia "Juara Dunia" atau paling tidak kekuatan kelima dunia. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Fahri Hamzah menilai saat ini waktunya bagi Indonesia untuk bangkit, menjadi bangsa besar, tetapi ada pertanyaan besar.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Sejumlah Tokoh Merapat ke Kediaman Prabowo, Dari Fahri Hamzah Hingga Budiman
- Orang Dekat Prabowo Beri Sinyal Fahri Hamzah jadi Menteri Perumahan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Pasangan Ruksamin-Sjafei Diprediksi Jadi Kuda Hitam di Pilgub Sultra
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya