Pernyataan Kiai Said soal Ponpes Al Zaytun, Ada Kata Radikal

Pernyataan Kiai Said soal Ponpes Al Zaytun, Ada Kata Radikal
Ketua Umum LPOI yang juga mantan ketum PBNU Kiai Said Aqil Siradj. ANTARA FOTO/Reno Esnir/kye.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Kiai Said Aqil Siradj menilai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu dapat melahirkan gerakan yang radikal, ekstrem, dan intoleran.

"Al Zaytun harus ditelisik sebagai komunitas dan ekosistem tertutup dan eksklusif yang memiliki tata cara hidup dan kehidupan yang terpisah dengan masyarakat pada umumnya," ucap Said Aqil dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/7).

Dia menilai bukan tidak mungkin ketertutupan di ponpes pimpinan Panji Gumilang itu melahirkan banyak kamuflase, dan eksklusivitas menggerakkan tata nilai yang radikal, ekstrem, dan intoleran.

Hal itu bahkan pada saatnya bisa saja menjadi embrio gerakan anti-NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

"Terlebih jika dilihat dari background dan behaviour pimpinan pesantren yang memiliki latar belakang NII (Negara Islam Indonesia) dan beberapa fakta gerakan, jejaring, dan alumninya," tutur Kiai Said.

Menurut mentan ketua umum PBNU itu, fenomena Al Zaytun harusnya tidak saja dilihat sebagai lembaga pendidikan murni pada umumnya, tetapi harus dilihat secara mendalam.

Dia berpendapat bahwa proses indoktrinasinya di Ponpes Al Zaytun patut dicurigai sebagai fenomena proses ideologisasi, kaderisasi, dan gerakan anti-Pancasila dan/atau anti-NKRI.

"Jangan terkecoh oleh bungkus rapi pembelajaran berbasis pendidikan formal dengan kurikulum terstandar pemerintah dan pembelajaran agama yang ditanamkan karena bukan tidak mungkin itu hanya sebagai kamuflase belaka," ujarnya.

Ketua Umum LPOI Kiai Said Aqil Siradj menilai Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang dapat melahirkan gerakan yang radikal, ekstrem, dan intoleran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News