Pernyataan PB PGRI Merespons Wacana Siswa Masuk Sekolah 15 Juni, Tegas!

Pernyataan PB PGRI Merespons Wacana Siswa Masuk Sekolah 15 Juni, Tegas!
Siswa sedang belajar daring. Ilustrasi Foto: Humas Sekolah Kharisma Bangsa

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara mengatakan, new normal tidak terlalu bermasalah pada aspek layanan publik, pemerintahan, dan ekonomi, di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda.

Ada satu new normal yang menurut dia harus hati-hati. Yaitu, new normal di dunia pendidikan.

"Dunia layanan publik bidang pemerintahan, ekonomi, ibadah dan industri yang melibatkan orang dewasa, silakan di new normal. Bidang pendidikan yang melibatkan anak didik, tunggu dulu! Saya lebih setuju anak tetap di rumah dengan pola daring yang diperbaiki. Harus ada pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang lebih efektif, minimal sampai Desember," tutur Dudung dalam pesan elektroniknya kepada JPNN.com, Selasa (26/5).

Dia melanjutkan, hadirnya kurikulum darurat harus dipertimbangkan.

Kemendikbud, para pakar pendidikan, organisasi profesi, praktisi pendidikan terpilih harus segera mengadakan rembuk nasional terbatas atau FDG istimewa.

Ini demi menyelamatkan anak didik. Saat ini sedang wabah Covid-19.

Kita sedang berhadapan dengan penyakit. Sehat adalah utama bagi anak didik.

"Pemerintah jangan mengorbankan anak didik untuk masuk sekolah. Ingat pesan SRA (Sekolah Ramah anak). Tidak ada spekulasi kesehatan untuk anak didik. Penerapan prosedur kesehatan, shift belajar, mengurangi jam belajar dan segala ikhtiar di luar rumah tidak akan efektif. Anak akan berkerumun dan melintasi sejumlah ruang publik," tegasnya.

Ketua PB PGRI menyampaikan pernyataan menanggapi wacana siswa masuk sekolah pada 15 Juni di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News