Pernyataan PB PGRI Merespons Wacana Siswa Masuk Sekolah 15 Juni, Tegas!

Mengendalikan anak tidak ada yang lebih efektif selain di rumah.
Saat ini anak didik harus dijauhkan dari paparan wabah virus corona.
Rumah tetap menjadi area yang terbaik bagi anak didik. Anak tidak harus masuk sekolah saat wabah, melainkan sekolah yang harus masuk rumah.
Caranya? Kurikulum darurat harus dibuatkan. Anak dibuat belajar di rumah.
Bila PJJ (pendidikan jarak jauh) dianggap tidak efektif, menurut Dudung, wajar karena kita masih gagap dan transisi. Ke depan segera pemerintah menciptakan kurikulum darurat
“Sekolah Masuk Rumah”. Jangan terbalik, “Anak Masuk Sekolah”. Hari ini anak sudah aman di rumah.
"Spekulasi tingkat tinggi bila anak digiring kembali ke sekolah. Kecuali satu sekolah hanya 20 anak didik. Satu sekolah ada yang ribuan anak didik," cetusnya.
Dia menambahkan, pola pendidikan kita ada yang serupa sekolah terbuka. Ada pola pendidikan persamaan paket B, paket C.
Ketua PB PGRI menyampaikan pernyataan menanggapi wacana siswa masuk sekolah pada 15 Juni di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda.
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- Silakan Sebutan Tunjangan Profesi Guru Diganti, tetapi Jangan Dihapus
- 5 Berita Terpopuler: ASN & Honorer Mendukung Tata Kelola Guru Diambil Pusat, Ketum PGRI Memohon kepada Mendikdasmen
- Ketum PGRI: Tolong, Pak Mendikdasmen, Tunjangan Profesi Guru Tetap Ada di RUU Sisdiknas
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan