Pernyataan Terbaru Kemendikbudristek soal Pembelajaran Tatap Muka, UNICEF Mendukung
Diakuinya, pembelajaran digital memang telah menolong masyarakat global lebih mudah mengakses pembelajaran. Namun, anak-anak belajar paling efektif kalau mereka duduk di kelas, berinteraksi dengan guru, dan bergaul dengan teman sekelas.
"PTM tidak ada gantinya. Ini pentingnya menjaga sekolah tetap buka. Mari kembalikan semua siswa ke sekolah,” tegas Katheryn.
Katheryn mengapresiasi upaya Indonesia yang telah memprioritaskan vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik, sehingga tercipta ruang aman bagi siswa untuk kembali ke sekolah.
Katheryn menilai, dampak buruk pandemi tidak hanya pada pembelajaran, tetapi juga kualitas hidup anak, terutama karena isolasi dan pembatasan sosial.
"Semua harus paham bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi tempat anak bersosialisasi dan mengembangkan kedewasaan emosional anak," ujar Katheryn.
Penelitian menunjukkan, lanjut Katheryn, makin lama anak-anak berada di luar sekolah, kian kecil juga kemungkinan mereka kembali ke sekolah.
“Semua memang belum ke luar dari pandemi, tetapi harus punya tindakan-tindakan pengamanan pemahaman yang lebih baik tentang virusnya, vaksin, dan lain sebagainya,” terangnya. (esy/jpnn)
Kemendikbudristek kembali mempertegas soal pembelajaran tatap muka dan hal itu didukung UNICEF
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Menteri PPPA: Intervensi kepada Anak Usia Dini Memutus Mata Rantai Kemiskinan
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah
- Awas, Konsumsi Jajanan Berlebihan Menyebabkan PTM pada Anak
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5