Perokok Keretek Dapat Angin Segar dari Pemerintah, Baca Ini!
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan untuk menaikkan cukai rokok pada 2020. Namun, kenaikan ini akan bervarian, dan pemerintah memberi keringan berupa cukai lebih rendah kepada perusahaan yang memproduksi rokok keretek tangan.
Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu, Heru Pambudi, kenaikan cukai perusahaan rokok putih dan kretek mesin akan lebih tinggi ketimbang rokok keretek tangan.
“Tiap golongan tidak sama. Untuk sigaret keretek tangan akan diberikan (cukai rokok) yang lebih ringan,” kata dia di Kemenkeu, Jakarta, Sabtu (14/9).
Heru menerangkan, adapun alasan utama pemerintah untuk merencanakan menaikkan cukai rokok yang lebih rendah kepada sigaret keretek tangan (SKT), karena memperhatikan kondisi industri dan mempertimbangkan padat karya.
Hal ini juga menyangkut ratusan ribu tenga kerja, turunan bisnis perusahaan rokok, dan multiplier effect.
Adapun rencana pengendalian konsumsi rokok melalui instrumen cukai memiliki tiga alasan yakni pengendalian konsumsi rokok, mempertimbangkan komponen impor dan lokal, serta menambah penerimaan negara. Namun, rencana pengendalian konsumsi rokok masih cenderung plin plan dengan memberikan kelonggaran pada golongan tertentu. (cuy/jpnn)
Pemerintah menetapkan untuk menaikkan cukai rokok pada 2020. Namun, kenaikan ini akan bervarian, dan pemerintah memberi keringanan berupa cukai lebih rendah kepada perusahaan yang memproduksi rokok keretek tangan artinya perokok keretek lebih tenang.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Penundaan Kenaikan Cukai Rokok Dinilai Mengancam Kesehatan Masyarakat
- Rokok Ilegal Merajalela, Negara Rugi Rp 5,76 Triliun Akibat Kenaikan Tarif Cukai
- Peneliti & Pakar Sepakat Cukai Rokok Perlu Dinaikkan Demi Tekan Jumlah Perokok
- Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Dinilai Bakal Suburkan Rokok Ilegal
- Soal Rencana Kenaikan Cukai Rokok, Ketua DPD RI Beri Solusi Agar IHT Tidak Terimbas
- Bea Cukai Gelar Operasi Rokok Ilegal Secara Serentak di 4 Wilayah Ini