Perokok Perlu Informasi Akurat Tentang Produk Tembakau Alternatif

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri mennilai produk tembakau alternatif masih banyak yang dicap memiliki risiko sama seperti rokok.
Padahal produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR, sehingga memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.
“Karena banyak ketidaktahuan akan informasi tersebut, masyarakat banyak yang menganggap bahwa produk tembakau alternatif memiliki bahaya yang sama dengan rokok, padahal faktanya tidak. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi tentang informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif,” ujar Johan, Jumat (11/11).
Berdasarkan berbagai hasil kajian ilmiah, sambung Johan, produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektrik, memilki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Selain itu, tidak ada istilah 'second-hand smoke' yang dihasilkan oleh produk ini.
Melalui fakta tersebut, Johan berpendapat masyarakat perlu mendapatkan informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif yang berdasarkan hasil kajian ilmiah.
“Semua orang berhak tahu tentang fakta dari sebuah produk, apa pun itu, termasuk produk tembakau alternatif,” tegasnya.
Dia juga berharap produk tembakau alternatif dapat diakses oleh perokok dewasa dan dijadikan pilihan bagi mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok.
Padahal produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR, sehingga memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.
- Bea Cukai Sita Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal Lewat Penindakan Beruntun di Semarang
- Peredaran Rokok Ilegal Makin Meningkat, Negara Boncos Hingga Rp 97,81 Triliun?
- Taru Martani Sukses Ekspor Perdana di 2025, Begini Harapan Bea Cukai Yogyakarta
- Bea Cukai Madiun Musnahkan 1,5 Juta Batang Rokok Ilegal di Kejari Ngawi
- Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok
- Metode THR Berpotensi Selamatkan 4,6 Juta Perokok di Indonesia