Perokok Salah Satu Penyebab BPJS Kesehatan Defisit, nih Datanya

Pakar Kesehatan Publik dan Ketua Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) dr Rosa Christiana Ginting menyatakan alternatif solusi bagi para perokok masih sangat terbatas. ”Melihat kondisi BPJS Kesehatan saat ini, kebijakan yang efektif sangat diperlukan untuk mengurangi angka perokok di Indonesia,” tuturnya.
Sebenarnya, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan berbagai program untuk mengurangi prevalensi merokok di Indonesia. Misalnya saja hotlinetelepon untuk konsultasi bagi para perokok yang ingin berhenti. Selain itu juga membentuk komunitas berhenti merokok yang difasilitasi oleh berbagai klinik dan rumah sakit.
BACA JUGA: Sikat Gigi Sambil Jongkok di Tepi Sungai, Disergap Buaya, Miswar Berani Melawan
Sayangnya implementasi program tersebut masih jauh dari ideal. Pada 2018, WHO melaporkan bahwa terdapat 30,4 persen perokok Indonesia yang berusaha berhenti merokok, namun hanya 9,4 persen di antaranya yang berhasil.
”Untuk itu, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memulai penelitian lokal sebagai solusi alternatif untuk mengurangi angka perokok,” bebernya. (lyn)
Defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp 9,1 triliun, salah satunya karena pembiayaan penyakit katastropik yang disebabkan rokok.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Keren, BPJS Kesehatan Siapkan Layanan Gratis bagi Pemudik
- BPJS Kesehatan Semarang Pastikan Layanan JKN Berjalan Selama Libur Lebaran 2025
- Misinformasi Tentang Bahaya Rokok Elektronik Terus Meningkat
- BPJS Kesehatan Pastikan Mantan Pekerja Sritex Group Tetap Terlindungi JKN
- Admedika dan Great Eastern Life Indonesia Luncurkan AdClaim Optimalisasi Layanan BPJS
- Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok