Perolehan Suara Jeblok, Partai Demokrat Merasa Terimbas Isu Khilafah

jpnn.com, DENPASAR - Perolehan suara Partai Demokrat di Provinsi Bali pada Pemilu 2019 merosot siginfikan. Berdasar penghitungan suara sementara, Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta menyebut, partainya hanya sanggup memperoleh tiga kursi di dewan Bali.
Atau dengan kata lain, kehilangan lima dari delapan kursi yang diperoleh saat Pemilu 2014 lalu.
“Memang terjadi penurunan yang cukup besar di Bali. Baik untuk DPR RI, provinsi, maupun kabupaten/kota,” ujar Mudarta, seperti diberitakan Bali Express (Jawa Pos Group).
Menurut analisanya, penurunan ini tidak lepas dari pelaksanaan Pemilu yang menggandengkan pileg dengan pilpres. Sehingga masyarakat selaku pemilih lebih terfokus pada pilpres.
“Artinya ketika semua terfokus ke pilpres, orang melihatnya partai mana saja yang mendukung Jokowi. Ketika Jokowi suaranya mayoritas di Bali, partai-partai (pendukung Jokowi) inilah yang mendapatkan efek. Contohnya PDIP,” katanya.
BACA JUGA: Nama – nama Caleg Petahana Diprediksi Bakal Terpental
Faktor kedua, sambung dia, keterpurukan itu tidak lepas dengan isu pertarungan ideologi selama masa kampanye Pilpres 2019. Khususnya berembusnya isu khilafah. Yang sesungguhnya tidak benar alias fitnah. Sehingga partai-partai pendukung masing-masing pasangan calon presiden terlanjur dicap terlebih dulu.
“Ini faktor yang paling keras dirasakan di Bali. Dan Demokrat kena stigma. Dikira mendukung khilafah,” sebutnya.
Partai Demokrat mengalami penurunan perolehan suara di Provinsi Bali secara signifikan, merasa terdampak isu khilafah.
- Syahrial Nasution, Alumni Unpar yang Dipercaya AHY Jadi Wakil Sekjen Partai Demokrat
- Ditunjuk AHY Jadi Bendum Demokrat, Irwan Fecho Mundur dari Stafsus Mentrans
- Putra Sumba NTT Gustaf Tamo Mbapa Dipilih Sebagai Deputi BPOKK DPP Partai Demokrat
- Hijrah ke Partai Demokrat, Afriansyah Noor Didapuk Jadi Wasekjen
- Ditunjuk Jadi Kepala Badan DPP Demokrat, HBL Masuk Ring 1 AHY Bersama Menteri PU
- Ibas Kawal Langsung Program Pro-Rakyat Prabowo, dari Irigasi hingga Sembako Terjangkau