Perombakan Kabinet Indonesia Dinilai Tak Pengaruhi Kuota Impor dari Australia
Ia lantas menyambung, "Itu salah satu kesimpulan yang ditangkap masyarakat, bahwa ada kekacauan di Portofolio Perdagangan, tapi seberapa banyak dari masalah itu yang bisa dihubungkan ke kabinet itu, menjadi pertanyaan.”
"Ada kecenderungan umum, dimulai dari sang Presiden sendiri, bahwa Indonesia harus menjadi lebih mandiri dalam hal pangan. Dan siapa pun yang menyetujui target makanan impor yang tinggi akan membuat murka Presiden," jelasnya.
Menteri Perdagangan yang baru, Thomas Lembong
Profesor Greg mengatakan, Menteri Perdagangan Indonesia yang baru, Thomas Lembong, pernah menjadi penasihat ekonomi di belakang layar untuk Presiden Jokowi.
"Ia terlihat sangat bagus, seorang pemain yang mengesankan dan ia pernah melakukan pekerjaan untuk pemerintah," sebutnya.
"Satu-satunya pertanyaan adalah apakah ia bisa melalui birokrasi di posisi ini dan mengatasi kepentingan politik dan ekonomi yang menggurita, yang mengelilingi pemerintahan ini," utaranya.
Penambahan kuota impor
Tracey Hayes, dari Asosiasi Peternak Wilayah Utara Australia (NTCA), baru saja kembali dari kunjungan perdagangan ke Indonesia dan ditanya apakah delegasinya telah menyia-nyiakan waktu berbicara dengan Menteri Perdagangan Gobel, yang kemudian didepak dari Kabinet.
Menurut pakar Indonesia dari Universitas Nasional Australia (ANU), Profesor Greg Fealy, momen pergantian kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo
- Komunitas Lebanon di Australia Merasa Marah dan Sedih Atas Serangan Israel di Tanah Kelahirannya
- Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
- Dunia Hari Ini: Lebanon Mengatakan AS Jadi Kunci dalam Perang dengan Israel
- Dunia Hari Ini: Serangan Udara Israel Menewaskan Hampir 500 Jiwa
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- Dunia Hari Ini: Pemimpin Hizbullah Sebut Serangan Israel 'Deklarasi Perang'