Perpecahan Mulai Hinggapi Kabinet Pemerintahan Israel
Menlu dan Menhan Minta Gencatan Senjata, PM Ingin Perang Diteruskan
Kamis, 15 Januari 2009 – 10:37 WIB

Perpecahan Mulai Hinggapi Kabinet Pemerintahan Israel
JERUSALEM - Dari luar, Israel seperti tak bergeming terhadap derasnya tekanan internasional yang menghendaki mereka berhenti membantai di Jalur Gaza. Tapi, di dalam negeri mereka, negeri Zionis itu ternyata tak sekukuh dan sesolid yang diperkirakan banyak pihak.
Sebagaimana dilansir harian Inggris The Independent kemarin (14/1), perpecahan mulai menghinggapi kabinet pemerintahan negeri Yahudi itu. Tiga sosok yang paling bertanggung jawab terhadap penyerangan ke Gaza berseberangan pendapat. Menteri Luar Negeri Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Ehud Barak dilaporkan menghendaki gencatan senjata segera diadakan. Namun, Perdana Menteri Ehud Olmert bersikeras agar perang dilanjutkan.
Baca Juga:
Livni maupun Barak sama-sama kandidat kuat menjabat perdana menteri jika partai masing-masing menang pada pemilu 10 Februari mendatang. Livni, ketua umum Partai Kadima, dari awal sudah menyatakan tidak akan berdamai dengan Hamas.
Tapi, tekanan PBB dan dunia internasional membuat perempuan 48 tahun itu mulai berubah pikiran. Dia kini menginginkan gencatan senjata dengan syarat Hamas harus menghentikan serangan roket ke wilayah Israel. Jika Hamas menolak, barulah serangan lebih besar dilanjutkan ke Gaza.
JERUSALEM - Dari luar, Israel seperti tak bergeming terhadap derasnya tekanan internasional yang menghendaki mereka berhenti membantai di Jalur Gaza.
BERITA TERKAIT
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal
- Aksi Pro-Palestina Diwarnai Ujaran 'Zionis Babi' & Salut ala NAZI, Pedemo Diciduk Polisi