Perpusnas Megah, Jarak Tembak ke Arah Istana pun Diukur
Hingga setengah abad ke depan, koleksi Perpusnas diperkirakan bakal mencapai 50 juta buku. ”Tiap tahun ada 200 ribu eksemplar yang diserahkan ke Perpusnas,” katanya.
Wacana untuk membangun gedung baru itu digencarkan lagi pada 2009, setelah gedung lama di Salemba kian kewalahan. Digelarlah sayembara perancangan gedung perpustakaan.
Terpilihlah karya arsitek lulusan Universitas Gadjah Mada R.B.B. Diwangkoro. Konsepnya, the window of the world alias jendela untuk menatap dunia.
”Kami ajukan ke Bappenas, Kemenkeu, dan DPR pada 2010, tapi gagal. Karena kondisi keuangan belum mendukung. Begitu pula pada 2011,” kata alumnus Jurusan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, itu.
Tahun berikutnya, pada 2012, tim dari Perpusnas bertemu Jokowi yang saat itu menjabat gubernur DKI Jakarta. Gayung bersambut. Jokowi memberikan sinyal setuju dan menandatangani surat penggunaan lahan.
Itulah yang menggugah DPR di komisi X, Kemenkeu, dan Bappenas untuk turut peduli. Tim Perpusnas pun bergegas menyiapkan dokumen pelengkap.
Di antaranya, pemeriksaan dari BPKP, penjelasan dari Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai gedung untuk layanan publik, serta analisis teknik dari Kementerian Pekerjaan Umum. Dokumen itu lantas diserahkan kepada Kemenkeu untuk pendanaan pada 2013.
”Keluarlah persetujuan dari Kemenkeu, 27 Agustus untuk multiyear contract,” ujar Syarif.
Pembangunan gedung Perpusnas yang punya jutaan koleksi buku itu melibatkan konsultasi dengan Sekretariat Militer dan Paspampres.
- Perpustakaan Nasional Gelar Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024
- Pemerintah Susun Peta Jalan Pembudayaan Listerasi, Lestari Moerdijat Merespons Begini
- Kementan & Perpusnas RI Bedah Buku Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan
- Bangun Perpusda, Pemkot Semarang Mengajukan Anggaran Rp 10 Miliar ke Perpusnas RI
- Perpusnas Tajamkan Program 2024 untuk Wujudkan Budaya Literasi
- Perpusnas Siap Salurkan Buku kepada 10 Ribu Perpusatakaan & TBM