Perry Warjiyo Bocorkan Pertimbangan BI Perpanjang Burden Sharing
Lebih lanjut, Perry menuturkan SKB 3 juga tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan Bank Indonesia. Meskipun kerja sama tersebut akan memperlebar defisit, namun dia menyampaikan modal BI masih sangat besar dan cukup untuk menjaga kesinambungan serta kondisi keuangan bank sentral itu.
“Rasio modal kami tahun lalu adalah 8,64 persen, tahun ini kemungkinan kemungkinan 8,9 persen dan kemungkinan akan menurun menjadi sekitar lima atau empat persen, tetapi dari sisi modal itu besar," kata Perry.
Perry menyebutkan juga jumlah modal tersebut masih mampu untuk menjaga kesinambungan fiskal keuangan Bank Indonesia.
Adapun melalui SKB 3, Bank Indonesia akan membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 215 triliun pada 2021 dan sebanyak Rp 224 triliun pada 2022.
SKB tersebut terdiri dari dua skema, yakni Cluster A di mana BI akan menanggung seluruh biaya bunga sebesar tingkat bunga Reverse Repo BI Tenor 3 bulan untuk pendanaan program sektor kesehatan dan kemanusiaan sebesar Rp 58 triliun untuk 2021 dan Rp 40 triliun untuk 2022.
Sedangkan Cluster B, BI akan berkontribusi sebesar Rp 157 triliun untuk 2021 dan Rp 184 triliun untuk 2022 dengan tingkat bunga sama namun ditanggung pemerintah. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan pertimbangan perpanjangan kebijakan berbagi beban APBN atau burden sharing memperhatikan berbagai aspek, salah satunya tapering The Fed.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- PPN Bakal Naik 12 Persen, Gaikindo Merespons Begini
- SIG Bersama Pemprov DKI Merevitalisasi Trotoar di Kawasan Kuningan
- 4 Fakta Penting Kinerja APBN hingga Oktober 2024, Penerimaan Bea Cukai Capai Rp 231,7 T
- Jika Terpilih jadi Gubernur, Ridwan Kamil Janjikan Warga Dapat Bansos Double
- Sri Mulyani Buka-bukaan soal Peluang APBN Perubahan, Permintaan Prabowo?
- Polda Riau dan BI Perketat Pengawasan Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada