Pers Indonesia Tidak Baik-Baik Saja
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Nasib perusahaan media di seluruh dunia sama saja dengan nasib hotel, perusahaan transportasi, dan outlet penjualan di seluruh dunia, yang harus menyesuaikan diri dengan praktik bisnis baru yang dikembangkan oleh platform digital.
Inilah fenomena globalisasi yang menjadi keniscayaan yang tidak bisa lagi dihindarkan.
Perusahaan media menghadapi ketidakpastian dalam kepastian, dan harus bermain dalam lapangan baru kapitalisme global yang aturan pertandingan dan wasitnya didominasi oleh platform digital.
Pengelola media massa tidak punya pilihan lain selain mengalah kepada platform digital untuk melakukan distribusi konten, penggalian data pengguna, dan layanan periklanan.
Tiga hal itu menjadi napas media massa, dan menyerahkan operasional tiga hal itu sama saja dengan menyerahkan leher kepada lawan.
Itulah realitas yang terjadi sekarang.
Trio FGA sudah menjadi penguasa dominan yang membuat para pengelola media harus rela berbagi kekuasaan.
Mau tidak mau pengelola media harus masuk ke dalam ekosistem yang diciptakan oleh platform digital untuk menjamin konten berita bisa dibaca oleh konsumen media.
Cak Abror menyebut pers Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ada apa sebenarnya? Simak ulasannya di sini.
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan