Persaingan Industri Ritel Kian Ketat, Laba Semakin Kecil

“Namanya usaha pasti ada persaingan. Namun saat ini kondisi penjualan memang menurun. Faktor utamanya karena kondisi ekonomi belum membaik 100 persen,” ungkapnya.
General Store Manager Hypermart Balikpapan Trade Mall M Khadafi mengakui bisnis retail di Kota Minyak tahun lalu memang sulit.
Baik di level daerah maupun nasional sulit mencapai target yang dibebankan. Bahkan, saat Idulfitri tahun lalu jumlah barang return termasuk besar.
“Tidak heran mulai banyak ritel yang goyang,” ungkapnya.
Dari bucket size, tahun lalu rata-rata hanya Rp 150 ribu per orang. Sebelumnya, bisa mencapai Rp 250 ribuan.
Karena itu, dia pun berharap mulai ada peningkatan untuk jumlah bucket size pada 2019 ini.
“Baru tahun ini kondisi mulai membaik. Itu pun masih merangkak naik belum 100 persen. Kami sendiri juga telah melakukan pengurangan karyawan agar mampu bertahan,” ujarnya. (aji/tom/k15)
Keputusan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup enam gerai Giant di wilayah Jabodetabek menjadi bukti bahwa persaingan industri ritel semakin ketat.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Fokus Pengembangan Bisnis Ritel, BSI Region 3 Palembang Catatkan Kinerja Positif di 2024
- CRSC Dukung Industri Ritel & Pusat Perbelanjaan Adaptif dan Kompetitif
- Strategi Jete Indonesia Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor
- Ninja Xpress Hadirkan Solusi Logistik Terintegrasi, Praktis & Ekonomis untuk Industri Ritel Lewat Ninja B2BR
- Persaingan Makin Kompetitif, LOTTE Usung Konsep Baru Berbelanja
- 70 Industri Mamin Hadir di The Westin Jakarta, Uni Eropa Genjot Bisnis di Indonesia