Persaingan Jalur Umum Lebih Ketat
Hari Terakhir, Peminat Kawasan Minim
jpnn.com - SURABAYA – Persaingan masuk ke sekolah kawasan tidak seketat yang diprediksi. Betapa tidak, hingga pendaftaran hari terakhir Sabtu kemarin (28/6), angka pendaftar sekolah kawasan tidak banyak bergerak seperti halnya pada hari kedua. Hingga pukul 17.00, pendaftar SMA kawasan hanya 4.106 siswa, sedangkan SMP kawasan 7.885 siswa.
Hingga berita ini diturunkan, masih ada sisa waktu tujuh jam untuk pendaftaran sekolah kawasan. Sebab, pendaftaran ditutup pukul 23.59 tadi malam. Jika ternyata jumlah pendaftar tidak banyak bertambah hingga jadwal pendaftaran berakhir, peluang bagi pendaftar untuk diterima di sekolah kawasan betul-betul besar.
Sebab, sebagaimana diketahui, jumlah pagu SMA kawasan mencapai 3.882 siswa, sedangkan jumlah pendaftar hanya 4.000-an. Jumlah siswa yang sejatinya memenuhi syarat masuk sekolah kawasan mencapai 7.500 siswa. Sementara itu, pagu SMP 4.218 siswa. Jumlah pendaftar sementara 7.885 siswa. Yang berkesempatan masuk 14.000 siswa. Artinya, hampir separo siswa yang memenuhi syarat masuk ke sekolah kawasan tidak mendaftar.
Mengapai sampai demikian? Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan menyatakan, ada beberapa kemungkinan penyebab minimnya peminat sekolah kawasan. Pertama, siswa mungkin sudah beranggapan persaingan masuk ke sekolah kawasan sangat ketat. Peminatnya tinggi, syarat yang dipatok banyak, dan ada TPA.
Kemungkinan kedua, banyak yang memilih mendaftar melalui jalur reguler. Karena itu, Ikhsan memprediksi persaingan PPDB jalur reguler akan lebih ketat. Pesaing bakal mencapai ribuan. Rasio persaingan bakal lebih ketat daripada kawasan. Kemungkinan lain, siswa yang mengantongi nilai tinggi memilih mendaftar di sekolah swasta tertentu atau sekolah elite. ’’Dengan alasan fanatik terhadap sekolah-sekolah tertentu,’’ jelasnya.
Persoalannya, ada tengara pendaftaran ke sekolah kawasan tidak merata. Diperkirakan, penumpukan pendaftar terjadi di sekolah-sekolah tertentu. Misalnya, SMA dan SMP pusat kota. Sebaliknya, sekolah kawasan di wilayah pinggiran diperkirakan sepi peminat. Sekali lagi, hal itu tidak bisa diketahui lantaran dispendik tidak menginformasikan sebaran pendaftar sekolah kawasan.
Jika memang demikian, akan banyak kursi kosong di sekolah tertentu. Sebagaimana diberitakan, jika kekosongan pagu mencapai satu rombel, sekolah kawasan bisa membuka jalur reguler. Artinya, siswa masuk ke sekolah kawasan tanpa TPA. Apakah itu adil, sedangkan ribuan siswa lain bersaing masuk ke sekolah kawasan?
Ikhsan menuturkan, setelah siswa yang masuk melalui jalur reguler diterima di sekolah kawasan, mereka akan tetap ikut TPA. Tapi, tes itu hanya ditujukan untuk memetakan kemampuan siswa. Sebab, salah satu tujuan TPA adalah memetakan potensi siswa. ’’Jadi, semua sekolah kawasan nanti diberi hasil TPA siswa. Dengan demikian, sekolah tahu potensi atau minat dan bakat setiap siswa sehingga mereka bisa diarahkan ke mana,’’ ungkapnya.
SURABAYA – Persaingan masuk ke sekolah kawasan tidak seketat yang diprediksi. Betapa tidak, hingga pendaftaran hari terakhir Sabtu kemarin
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan