Persaingan Jalur Umum Lebih Ketat
Hari Terakhir, Peminat Kawasan Minim
Sementara itu, pendaftar sekolah kawasan di wilayah pinggiran memang sepi. Dari pantauan Jawa Pos di SMAN 3, tidak ada satu pun pendaftar yang datang ke sekolah tersebut. ’’Memang sepi. Sejak hari pertama pendaftaran sampai hari ini (kemarin, Red), hanya ada tujuh orang yang datang untuk mendaftar online di sini. Lalu, ada dua orang yang mendaftar karena mutasi,’’ ujar Ketua PPDB SMAN 3 Muhammad Asyik.
Menurut laki-laki yang juga Waka Kesiswaan itu, ada pula wali murid yang datang untuk sekadar berkonsultasi mengenai sekolah yang sebaiknya diambil. Lagi pula, semua bisa mendaftar secara online. Jadi, Asyik –panggilan akrabnya– memilih positive thinking saja. Mungkin sebagian besar pendaftar memang tidak datang ke sekolah, tapi melalui internet di mana pun.
Kepala SMAN 3 Nuri Maria Ulfa berharap tahun ini pendaftar di jalur kawasan meningkat. Dengan demikian, pagu SMAN 3 yang mencapai 380 siswa terpenuhi. Tidak seperti tahun lalu, hanya ada 69 siswa yang masuk lewat jalur kawasan. Padahal, nilai tahun lalu sudah diturunkan dari 34 menjadi 32. Tapi, kuota belum terpenuhi.
Akhirnya, mereka mengisi sisa kuota lewat jalur umum. Nilai terendah yang diterima lewat jalur umum adalah 30,35. ’’Kami sudah mengantisipasi dengan memastikan SMP di sekitar sudah melakukan sosialisasi PPDB. Sebab, bisa saja tahun lalu belum banyak sekolah yang tahu,’’ imbuh Nuri.
Hal yang sama disampaikan Kepala SMAN 19 Mohammad Zainuri. Guru fisika tersebut juga memaparkan bahwa tahun lalu pagu sekolah kawasan di sekolahnya tidak terpenuhi. Dari 380 siswa, hanya terpenuhi separo yang masuk lewat jalur kawasan. Padahal, SMAN 19 merupakan mantan RSBI. ’’Mungkin karena masih ada sekolah kompleks minded. Anak-anak dari wilayah sini lari ke SMA kompleks semua,’’ ujarnya.
Saat Jawa Pos mendatangi sekolah yang beralamat di Kedungcowek tersebut, sekretariat PPDB terlihat sepi. Tidak ada seorang pun di tempat tersebut. Menurut Ketua PPDB SMAN 19 Ahmad Basori, memang tidak banyak wali murid atau calon siswa yang datang untuk mendaftar langsung. ’’Mungkin kebanyakan mendaftar online. Hari ini (kemarin) belum ada satu pun yang ke sini,’’ imbuhnya.
Zainuri dan Ahmad juga berharap tahun ini tidak ada kekurangan pagu seperti tahun lalu sehingga tidak ada penerimaan lewat jalur umum. Sebab, saat proses belajar-mengajar (PBB), tidak ada pemilahan antara siswa yang diterima lewat jalur kawasan dan jalur umum. Mereka dicampur sesuai dengan jurusan IPA atau IPS yang dipilih.
’’Semoga transportasi bukan alasan untuk mendaftar ke sini. Kualitas guru dan track record prestasi kami tidak kalah oleh sekolah kawasan di tengah kota,’’ tegasnya. Selama ini siswa SMAN 19 tidak hanya berasal dari Kenjeran. Ada pula yang bertempat tinggal di Waru, Ngagel, Rungkut, hingga Benowo. (kit/ina/c5/end)
SURABAYA – Persaingan masuk ke sekolah kawasan tidak seketat yang diprediksi. Betapa tidak, hingga pendaftaran hari terakhir Sabtu kemarin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat
- Institut Teknologi Del Menggunakan AI untuk Deteksi Kecurangan Saat Ujian
- Rantastia Nur Alangan Ungkap Dukungan Dr. Ram Krishna untuk UIPM
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI