Persebaya IPL Tak Puas Hasil KLB
Sabtu, 30 Maret 2013 – 07:14 WIB
"Bahkan kami pun Haqqul Yaqin bahwasanya Bapak Menteri telah mengetahui secara detail problem terbesar klub sepak bola tanah air, yakni kemampuan mengelola sebuah klub sebagai sebuah entitas bisnis secara profesional yang masih jauh dari tataran ideal," sambung Gede.
Baca Juga:
"Aspek multiplier effect dari sepak bola profesional yang ikut menggeliatkan ekonomi masyarakat lokal stadion juga ikut disinggung Gede. Seperti pedagang asongan, kaos hingga jasa perhotelan ketika sebuah klub menjamu tamunya.
Secara bisnis, Gede mengaku mahfum jika sebuah perusahaan akan mengalami likuidasi atau merugi. Sebab seleksi alam dan persaingan usaha memang sepeerti itu. "Namun, lain halnya, jika kami dipaksa mati atau tutup karena faktor egoisme sekelompok orang saja," tegas pengusaha di bidang properti itu.
"Kami memohon perlindungan kepada Bapak Menteri terkait dampak dari unifikasi liga sepak bola profesional. Di bawah bimbingan Bapak Menteri maka kita bisa bahas dan meminimalisir dampak negatif pasca KLB PSSI," tambah Gede dalam surat yang tembusannya juga ditujukan kepada Presiden RI, Menakertrans, Ketua Umum PSSI, CEO PT Liga Indonesia dan CEO PT LPIS tersebut. (aga/aam/ady)
JAKARTA - Skema hasil unifikasi liga yang sudah diputuskan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI lalu membuat klub-klub Indonesian Premier League (IPL)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Proliga 2025: Thuy Cedera, Gresik Petrokimia Kalah dari Jakarta Livin
- Asyik, Laga Pelita Jaya vs Dewa United Disiarkan Gratis di Youtube
- Nova Arianto Cukup Puas Komposisi Skuad Timnas U-17 Indonesia, tetapi Punya Catatan
- Prawira Bandung Siap Bikin Kejutan di IBL 2025
- Menuju Piala Asia 2025, Timnas U-17 Indonesia Gelar TC Perdana di Stadion Sidolig Bandung
- IBL 2025: Skuad Mentereng, Dewa United Percaya Diri Meruntuhkan Dominasi PJ dan SM